Selasa, 10 Juli 2007

Manusia Optimis versus Manusia Pesimis

ORANG OPTIMIS BUKANLAH ORANG YANG KARENA MELIHAT JALAN MULUS DI HADAPANNYA, TETAPI ORANG YANG YAKIN 100% DAN BERANI UNTUK MENGATASI SETIAP TANTANGAN YANG MENGHADANG.

Ada 2 macam manusia dalam menyikapi hidup ini, satu sikap orang yang pesimis dan kedua adalah orang yang bersikap optimis.

Tipe pertama orang pesimis, bagi orang pesimis kehidupannya lebih banyak dikuasai oleh pikiran yang negatif, hidup penuh kebimbangan dan keraguan, tidak yakin pada kemampuan diri sendiri, kepercayaan dirinya mudah goyah dan mudah putus asa kalau menemui kesulitan atau kegagalan, selalu mencari alasan dengan menyalahkan keadaan dan orang lain sebagai proteksi untuk membenarkan dirinya sendiri, padahal di dalam dirinya dia tahu bahwa betapa rapuh mentalnya, orang pesimis lebih percaya bahwa sukses hanyalah karena kebetulan, keberuntungan atau nasib semata.

Tentu orang dengan sikap mental pesimis seperti ini, dia telah mengidap penyakit miskin mental, jika mental kita sudah miskin, maka tidak akan mampu menciptakan prestasi yang maksimal dan mana mungkin nasib jelek bisa dirubah menjadi lebih baik.

Tipe kedua adalah orang optimis, bagi orang yang memiliki sikap optimis, kehidupannya didominasi oleh pikirannya yang positif, berani mengambil resiko, setiap mengambil keputusan penuh dengan keyakinan dan kepercayaan diri yang mantap. orang optimis bukanlah karena melihat jalan mulus di hadapannya, tetapi orang yang mempunyai keyakinan 100% dalam melaksanakan apa yang harus diperjuangkan, orang optimis tahu dan sadar bahwa dalam setiap proses perjuangannya pasti akan menghadapi krikiil -krikil kecil ataupun bebatuan besar yang selalu menghadang!

Orang optimis siap dan berani untuk mengatasi masalah atau kesulitan yang merintanginya, Bahkan disaat mengalami kegagalan sekalipun tidak akan membuat dia patah semangat, karena dia tau ada proses pembelajaran disetiap kegagalan yang dia alami.

Tentu orang yang punya sikap mental optimis demikian adalah orang yang memiliki kekayaan mental. dan Hanya orang yang mempunyai kekayaan mental, yang mampu mengubah nasib jelek menjadi lebih baik.

Jika anda, saya dan kita semua secara bersama-sama mampu membangun kekayaan mental dengan berkesinambungan, mampu menjalani hidup ini dengan optimis dan aktif, tentu secara langsung akan berpengaruh pada kehidupan kita pribadi serta kehidupan keluarga, dan dari kehidupan keluarga -keluarga yang semangat, optimis dan aktif akan mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas, yang pada akhirnya akan menjadi kekuatan sinergi sebagai kontributor dalam membangun Indonesia sekaligus mengembalikan jati diri bangsa! Kalau bukan kita yang membangun Indonesia, lalu siapa?


HATI-HATI DENGAN OBAT

Jika membicarakan obat pasti tidak lepas dengan yang namanya penyakit. Memang jika ditanya penyakit pasti semua orang tidak menginginkan yang namanya sakit. Bermacam-macam obat dan merek ada dipasaran, ada obat yang bisa Anda temui atau beli dengan bebas tetapi ada juga obat yang harus ditebus dengan resep dokter.

Berhati-hatilah jika Anda yang kini sedang sakit dan membeli obat-obatan dengan resep dokter. Jangan jadi pasien yang pasrah atau pasif dalam mengkonsumsi obat-obatan yang Anda konsumsi. Jadilah pasien yang cerdas dengan menanyakan berbagai macam informasi tentang obat yang akan Anda minum.

Tidak usah malu menanyakan kepada dokter perihal obat yang akan Anda minum. Yah sedikit cerewet kan tidak apa-apa selama itu menyangkut hidup dan mati Anda. Kadang orang awam yang tidak tahu menahu mengenai obat, hanya bisa diam saja pada saat dokter menuliskan resep obat kepada Anda, padahal menayakan hal tersebut adalah hak setiap pasien.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang wajib ditanyakan kepada dokter Anda, saat menuliskan resep obat:

1. Tanyakan untuk apa obat ini? (jenis obat) Misalnya Anda mungkin mengalami dua keluhan atau penyakit yang berbeda atau apakah obat tersebut berupa analgenik atau antibiotik dan lain sebagainya.

2. Apakah obat yang lama atau yang sedang dikonsumsi harus dihentikan?

3. Bagaimana cara meminum atau menggunakan obat ini?

4. Berapa lama harus mengkonsumsi obat ini? Apakah harus diminum sampai habis?

5. Apa efek sampingnya? Apakah ada pantangannya? Apakah akan menyebabkan alergi? Apakah ada obat alternatif lain? Apakah sesuai untuk pasien seumur saya?

6. Apakah bisa minta obat generikknya? Apakah resepnya bisa diulangi atau harus ke dokter lagi?

7. Bila diberikan obat sekaligus , tanyakan apakah obat tersebut meupakan kombinasi yang tidak bisa dipisahkan dan harus dikonsumsi secara bersamaan (tidak ada yang boleh ditunda)?

8. Adakah kondisi khusus yang akan terjadi bila mengkonsumsi obat tersebut? Beberapa obat-obatan ada yang menyebabkan konisi khusus, seperti kencing jadi berwarna merah atau sering kencing dan lain sebagainya, yang sebenarnya efek tersebut tidak perlu dikhawatirkan.

Mulai sekarang jadikan diri Anda menjadi pasien cerdas, kalau perlu agar tidak mudah lupa Anda bisa menulisnya di buku kecil yang bisa dibawa kemana-mana. Dengan begitu Anda akan selalu ingat.

Sumber: hanyawanita.com

Grow Your Value

Beberapa hari yang lalu saat sedang berjalan-jalan di Mall Taman Anggrek - Jakarta, saya kebetulan masuk di sebuah toko perhiasan dan selintas melihat percakapan yang menarik antara seorang pembeli dan penjual. Mereka sedang terlibat tawar menawar sebuah kalung mutiara yang cukup indah, dan kelihatannya termasuk alah satu koleksi unggulan dari toko tersebut. Setelah tawar menawar beberapa saat, si pembeli akhirnya memutuskan untuk keluar dari toko itu, karena dianggapnya harga barang tersebut mahal.

Selang beberapa menit kemudian, ada pembeli lain yang masuk, dan kemudian mengamati kalung mutiara yang tadi. Dia kemudian mencoba sejenak dilehernya, dan setelah dirasa cocok, tanpa tawar menawar langsung dibayarnya barang tersebut dan keluar.

Apa yang menarik dari kedua kejadian tadi?

Barang yang sama, tapi dipersepsikan berbeda oleh dua orang. Tentu, yang membedakan persepsi keduanya adalah UANG yang dimiliki oleh masing-masing orang. Semakin banyak uang yang anda miliki, tentu semakin murah harga barang tersebut dimata anda.

Saya tertarik untuk membahas justru dari sisi orang pertama.

Apa yang kira-kira dilakukan oleh orang tadi setelah gagal menawar barang tersebut? Bila dia memang serius ingin membeli barang tersebut, mungkin dia akan mulai masuk ke toko-toko lain, mencari-cari yang lebih murah. Bila setelah `berjuang' keliling mall dan tidak juga menemukan barang yang harganya sesuai dengan isi kantongnya, mungkin dia mencoba mencari di tempat lain, atau mungkin juga mengurungkan niat untuk membelinya....

Fokus dari orang pertama ini adalah lebih kepada jumlah uang yang dia miliki, dibanding dengan nilai dari barang tersebut bagi dirinya. Jika merujuk kepada teori RichDad-nya Kiyosaki, dikatakan disana bahwa KEBANYAKAN orang (manusia secara rata-rata) melihat dari seberapa besar pendapatannya, lalu menekan penge-luarannya, sedang orang SUKSES melihat dari sisi pengeluarannya, lalu meningkatkan penda-patannya.

Dalam lingkup kehidupan, bukankah sebagian besar dari kita juga memiliki SIKAP seperti orang pertama itu?

Saat kita menghadapi masalah, kita selalu mengeluh mengapa kita yang `kecil' ini mendapat masalah seberat itu.

James Gwee dalam Ultimate Power Motivation mengatakan, BAHWA YANG MENJADI POKOK PERSOALAN BUKAN BESAR KECILNYA MASALAH, TAPI BESAR KECILNYA VALUE ANDA.

Begitu value anda ditingkatkan, maka masalah tersebut akan menjadi kecil di mata, bukankah anda saat ini sudah sangat mahir makan dengan sendok dan garpu, suatu hal yang menjadi masalah besar saat anda berusia dua tahun? Dan bukankah anda saat ini sudah sangat mahir bermain internet, sehingga anda bisa ikut milis dan membaca newsletter ini, suatu hal yang mungkin sangat asing dan sukar beberapa tahun yang lalu ?

SAYANG-nya, di dunia di mana kita tinggal ini, tidak semua orang mau berusaha untuk meningkatkan value di dalam diri mereka.

Daripada berusaha capek-capek meningkatkan value, mereka lebih MEMILIH untuk `menetapkan standard' mereka sendiri terhadap dunia ini.

Sebagai contoh, Ada dari mereka yang mungkin berkata ,"Karena kemampuan bahasa Inggris saya jelek, saya jadi tidak tertarik membaca buku bahasa Inggris. Kalau ada terjemahannya, mungkin saya mau baca". Standard bahasa Inggris mereka sudah DIPATOK di nilai tertentu, dan daripada meningkatkan value standardnya, mereka lebih memilih buku terjemahan yang `lebih sesuai' dengan standard mereka. Di sisi lain, ada juga mereka yang berusaha `meningkatkan value' standard mereka dengan memaksa diri membaca buku bahasa Inggris sambil membuka-buka kamus.

TIDAK ADA YANG SALAH dengan pilihan anda, apakah mau mematok standard atau meningkatkan standard value anda. Ini semua hanyalah pilihan anda pribadi dalam hidup. Hanya saja, APABILA anda mematok standard anda di satu titik tertentu, JANGAN mengeluh terhadap kerasnya kehidupan dan masalah yang datang kepada anda. INGAT, bukan besar kecilnya masalah yang menjadi pokok dalam kehidupan ini, TAPI besar kecilnya value anda.

Dan ada satu prinsip yang luar biasa yang dikatakan oleh Andrie Wongso tentang hal ini, "KALAU ANDA KERAS TERHADAP DIRI ANDA, MAKA KEHIDUPAN AKAN LUNAK KEPADA ANDA. SEBALIKNYA APABILA ANDA LUNAK KEPADA DIRI ANDA, MAKA KEHIDUPAN AKAN KERAS KEPADA ANDA".

Jadi, lakukan pilihan yang terbaik, dan dapatkan hasilnya.

Sukses untuk anda !